Minggu, 31 Agustus 2014

Apem Khas Banten



Apem ditelinga masyarakat Banten mungkin sudah tidak asing lagi,  Apem yang merupakan makanan khas pembuka puasa ini biasanya dapat ditemui di sejumlah daerah di Banten. Makanan khas diproduksi secara sederhana.
Apem adalah kue terbuat dari tepung beras hasil fermentasi. Apem biasanya dimakan disertai dengan pemanis atau Kinca yang terbuat dari gula jawa dan santan. Di daerah Cirebon ada sebuah tradisi yang biasanya dilaksanakan pada Bulan Sapar, tradisi tersebut dikenal dengan Tradisi Saparan.

Masyarakat Cirebon percaya, di bulan ini, mereka harus menghindari perjalanan jauh dan  tidak mengerjakan perkerjaan yang berbahaya. Di bulan ini masyarakat Cirebon diharuskan memperbanyak membantu orang lain dan memperbanyak sedekah khususnya untuk anak-anak yatim, para janda tua dan kaum jompo, selain itu mereka juga harus lebih meningkatkan dan mempererat tali silaturahmi diantara sesama. Berkaitan dengan ini maka masyarakat Cirebon selama bulan ini melakukan 3 macam kegiatan yang dikenal dengan “Ngapem, Ngirab dan Rebo Wekasan.

Ngapem berasal dari kata Apem, Apem biasanya dimakan dengan pemanis (Kinca) yang terbuat dari gula jawa dan santan. Umumnya masyarakat Cirebon masih melakukan ini dengan membagi-bagikan ke tetangga, yang intinya adalah bersyukur (Selametan) di bulan Sapar agar kita terhindar dari malapetaka. Pesan yang diambil dari Apem dan Kinca ini juga melambangkan kita untuk lebih memperhatikan fakir miskin, tetangga dan kerabat dekat untuk lebih mempererat tali silaturahmi karena di bulan ini penuh dengan malapetaka.

Apem bagi masyarakat Cirebon juga melambangkan dirinya, oleh karena itu pada saat memakannya harus di celupkan di kinca yang melambangkan darah. Tradisi Ngapem juga mengingatkan adanya kemungkinan terkena musibah. Ada juga cerita dari beberapa sumber bahwa tradisi ngapem ini berasal dari keraton yang sering membagi-bagikan apem di bulan ini, ada juga diartikan pada masa penjajahan belanda di Cirebon bahwa apem melambangkan belanda yang harus di musnahkan dari cirebon dengan memasukan apem ke dalam kinca.

Seperti diketahui, Kesultanan Banten dulu memiliki hubungan yang erat dengan Kesultanan Cirebon. Sehingga pertukaran budaya sangat mungkin terjalin pada saat itu. Termasuk urusan kuliner, beberapa makanan khas yang terdapat di Banten (Pandeglang), beberapa diantaranya memiliki kesamaan dan mirip dengan kuliner yang berada di tatar Cirebon termasuk Kue Apem ini. Dan untuk mengetahui bagaimana sisi kehidupan para pembuat kue apem di Pandeglang, berikut ini catatan yang dibuat mengenai sisi kehidupan seorang pembuat kue apem putih didaerah Cimanuk.


Apem. Berbentuk kotak-kotak seperti tahu bandung, terbuat dari tepung beras dan terasa sedikit asam akibat fermentasi, disajikan bersama-sama dengan gula aren atau gula merah yang sudah dicairkan. Apem banyak diproduksi khususnya di wilayah Pandeglang yang terkenal dengan Apem lezatnya. 




Kue apem ini terbuat dari olahan beras yang telah digiling menjadi tepung beras dan tape (peuyeum) yang difrementasikan sehingga saat menikmatinya akan terasa ada sensasi rasa asam yang dihasilkan dari rasa tapenya.  Juga karena terbuat dari beras maka sensasi adem saat memakannya begitu terasa. 


Bahan Kue apem :

    150 gram tape singkong yang masak, buang seratnya
    150 gram gula merah, iris halus, untuk apem cokelat atau
    100 gram gula pasir, untuk apem putih
    250 gram tepung beras
    150 ml air kelapa
    100 ml santan
    125 ml air

 

Bahan Urap Kelapa Kue Apem :

    1/3 butir kelapa parut kasar
    1/4 sendok teh garam

Bahan Sirop Gula Merah/Kinca Kue Apem  :

    200 gram gula merah, diiris halus
    2 lembar daun pandan, buat simpul
    100 ml air

Cara Membuat Kue Apem :

   1. Hancurkan tape bersama gula, tuangkan air kelapa dan air. Aduk sampai gula larut, saring. Tuang air tape sedikit demi sedikit ke tepung terigu sambil diuleni dan dipukul-pukul sampai adonan terasa lembut di tangan. Sisihkkan dalam wadah tertutup plastik dalam suhu ruangan yang hangat kurang lebih 12 kam/semalam, supaya mengembang dan bergelembung. Masukkan santan, aduk rata.
   2. Panaskan loyang yang sudah diolesi minyak dalam panci kukus, dengan panas sedang. Tuang adonan ke loyang, kukus hingga matang kurang lebih 45 menit.
   3. Urap Kelapa : campur kelapa parut kasar dan garam. Kukus kurang lebih 5 menit agar urap kelapa tahan lama.
   4. Sirop gula merah/kinca : campur semua bahan sirop, rebus hingga kental, saring.
   5. Potong-potong setelah dingin, sajikan dengan urap kelapa atau sirop gula merah atau kinca.

 Selamat mencoba.
Apem. Berbentuk kotak-kotak seperti tahu bandung, terbuat dari tepung beras dan terasa sedikit asam akibat fermentasi, disajikan bersama-sama dengan gula aren atau gula merah yang sudah dicairkan. Apem banyak diproduksi khususnya di wilayah Pandeglang yang terkenal dengan Apem lezatnya.

Kue apem ini terbuat dari olahan beras yang telah digiling menjadi tepung beras dan tape (peuyeum) yang difrementasikan sehingga saat menikmatinya akan terasa ada sensasi rasa asam yang dihasilkan dari rasa tapenya.  Juga karena terbuat dari beras maka sensasi adem saat memakannya begitu terasa.


Cara membuat .

Bahan Utama
Cara penyajian apem ini berbeda dengan penyajian apem lain pada umumnya. Karena apem ini menggunakan saus dalam penyajiannya. Sausnya pun terbuat dari bahan utama gula merah yang dipadukan dengan santan. Sehingga kue apem akan semakin nikmat lagi.

Bahan / Bumbu APEM MALAKA

175 gram tepung beras
25 gram tepung sagu
1 1/2 sendok makan tepung ketan
1 sendok teh ragi instan
1 sendok makan gula pasir
400 ml santan dari 1/2 butir kelapa
1/4 sendok teh garam
 
Bahan Saus:
75 gram gula merah, disisir halus
300 ml air
100 ml santan dari 1/4 butir kelapa
15 gram tepung ketan
1/4 sendok teh garam
2 lembar daun pandan

Cara Pengolahan

Disajikan untuk 13 buah

Ketan Bintul Khas Banten



Ketan bintul merupakan makanan yang sudah kesohor di kalangan warga Serang, Banten dan sekitarnya. Nasi ketannya diolah dengan cara dikukus, kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Saat akan disajikan, ketan dipotong persegi, tipis dan berlapis-lapis. Rasa ketannya legit gurih. Tak cuma nasi ketan polos, namun ketan bintul dilengkapi juga dengan serundeng (kelapa parut) yang disangrai bersama bumbu-bumbu seperti parutan lengkuas, irisan bawang merah, bawang putih, gula merah dan daun salam. Serundengnya ini menebarkan aroma yang wangi, dengan cita rasa yang gurih manis sedikit pedas. Paduan yang pas. 

Di Banten ada tradisi yang sudah berlangsung sejak 15 Abad yang lalu, suatu kebiasaan yang sangat sulit untuk dilupakan, karena kebiasaan ini hadir bukan hanya sebagai santapan pembuka dibulan Ramadhan saja, tetapi sudah menjadi makanan keseharian bagi masyarakat Banten dari berbagai macam kalangan dan golongan.

Namun Ketan Bintul akan lebih mudah kita jumpai pada saat bulan Ramadhan disepanjang daerah pinggiran pasar lama Serang, dijual dengan harga murah.
Karena bagi masyarakat Banten sendiri keberadaan Ketan Bintul dibulan Ramadhan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan. "Tanpa Ketan Bintul dibulan Ramadhan ini, terasa tidak puasa", begitulah adagium yang sudah mengakar di Banten.

Konon menurut cerita dari orang-orang tua terdahulu, ketan bintul merupakan makanan kegemaran Sultan Maulana Hasanuddin, seorang pangeran yang menjadi panutan masyarakat kerajaan Banten pada waktu itu.

Padahal makanan ini diketahui adalah makanan khas rakyat biasa. Karena seorang Sultan memiliki budi pekerti yang tinggi dan selalu menjadi contoh ahlak dan prilakunya dimata rakyatnya, maka sejak rakyat mengetahui seorang Sultan juga menyukai ketan bintul, maka sejak itulah mulai menjadi budaya, bila seseorang berbuka puasa dengan ketan bintul maka seakan-akan menghargai dan menghormati Sultan. Dan ada kebanggaan tersendiri saat menikmatinya.

Padahal kita tahu ketan bintul dilihat dari model, rupa dan bahan yang sama dengan uli atau gemblong makanan khas lain yang ada di Banten juga. Bahkan bahan dan cara pembuatannya tidak jauh berbeda yakni dari beras ketan. Namun masyarakat Banten adalah masyarakat yang selalu menghargai peninggalan nenek moyangnya, adalah hal yang wajar bila masih terobsesi pada hikayat lama, disamping itu ketan bintul mempunyai keunikan yang membedakan dari makanan yang sejenisnya.

Biasanya masyarakat Banten khususnya Serang yang mempunyai keluarga dan kerabat yang banyak terbiasa membuat sendiri panganan tersebut, mungkin memanfaatkan beras ketan dari hasil panennya, tapi yang pasti untuk memberikan suguhan yang khas bagi para tamu dan keluarga pada saat berbuka puasa.


Ketan bintul terbuat dari beras ketan yang dikukus, setelah nampak matang, lalu di letakan pada sebuah wadah yang sudah disiapkan, dahulu wadah tersebut dari bekas karung beras yang terbuat dari plastik yang tidak ada gambarnya atau merknya karena akan mengotori ketan yang akan ditumbuk ketika gambar itu luntur, diletakan dibawah pada lantai atau semen yang rata sebagai tilam. Ketan yang sudah dipastikan matang tersebut kemudian ditumbuk halus masih dalam keadaan panas dengan sebuah alu kayu yang ujungnya diberi pelapis dari plastik atau alat penumbuk lainnya yang bersih dan tidak mudah luntur.

Ketan Bintul, Khas Banten ini ternyata cukup banyak digemari termasuk orang diluar Banten. Jika anda ingin membuatnya sendiri, tidak ada salahnya untuk mencoba :

Bahan :
- 1 liter beras ketan, rendam selama 2 jam
- 500 ml santan dari 1 butir kelapa
- 5 sendok makan kacang tolo, rendam semalaman
- garam secukupnya



Serundeng :
- 1/2 butir kelapa setengah tua, kupas, parut
- 2 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun salam
- garam, gula pasir secukupnya



Bumbu halus :
- 3 siung bawang putih
- 5 butir bawang merah
- 3 buah cabai merah
- 1 sendok teh ketumbar butiran



Cara membuat :
1. Serundeng : campur kelapa setengah tua dengan bumbu halus, daun salam, daun jeruk, garam, gula pasir. Sangrai hingga matang dan kering. Angkat.
2. Didihkan santan, masukkan beras ketan dan kacang tolo. Tambahkan garam, masak hingga menjadi aron. Angkat.
3. Letakkan ketan dalam sebuah loyang/tampah. Ratakan. Potong-potong ketan. Sajikan dengan taburan serundeng.
 

Nasi Sum Sum Khas Banten

Banten memiliki ragam makanan yang menggoda selera. Nasi sumsum adalah salah satu kuliner khas banten yang menjadi incaran para wisatawan terutama luar kota yang melewati kota Serang Banten. Walaupun nasi sumsum tergolong langka namun masih ada beberapa rumah makan dan pedagang yang menjual nasi sumsum khas banten ini.



Selain terkenal dengan pertunjukan debus, ada juga keunikan lain yang bisa Anda nikmati dari Banten. Nasi bercampur tulang kerbau ini merupakan makanan khas Banten yang patut Anda cicipi.

Makanan khas yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Banten, bahkan di luar Banten ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1940-an.

Nasi sumsum dimasak dengan cara dibakar sehingga menghasilkan aroma serta cita rasa istimewa yang dapat membangkitkan selera makan. Meski tergolong makanan langka, nasi sum-sum masih dijual di beberapa rumah makan di Banten.



Nasi Bakar Sumsum yang satu ini rasanya sangat gurih di lidah. Memang Provinsi Banten - Jawa Barat menawarkan Aneka Kreasi Jajanan Kuliner enak yang bervariasi salah satu nya Nasi Bakar Sumsum ini, sekarang Anda bisa membuatnya sendiri di Rumah. Berikut Resep Komplit Nasi Bakar Sumsum Pedas yang di lengkapi dengan cara bikin nya :

BAHAN :
  • 500 gram beras
  • 150 gr sumsum sapi / kambing, potong dadu.
  • 800 ml Air
  • 2 butir telur ayam, kocok
  •  2 Batang Daun bawang
  • 1 sdt garam
  • 1 sdt gula merah iris
  • 1/4 sdt bumbu penyedap / kaldu bubuk ( lebih baik pilih Kaldu bubuk non MSG  )
  • 3 sdm minyak sayur untuk menumis
  • daun pisang, untuk pembungkus
BUMBU HALUS :
  • Bumbu halus
  • 10 cabe merah, buang biji ( bisa ditambah cabe rawit untuk lebih pedas )
  • 5 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 5 butir kemiri, sangrai.
BAHAN PELENGKAP :
  • 1 buah Timun
  • 1 buah Tomat
  • Jeruk Purut Secukupnya
CARA MEMBUAT NASI BAKAR SUMSUM PEDAS ENAK KHAS BANTEN ASLI :
  1. Rebus beras, aduk, hingga Air surut. Sisihkan
  2. Tumis bumbu halus, tambah garam, gula dan bumbu penyedap / kaldu bubuk non msg. Cicip
  3. Langsung Tuang kedalam beras dan aduk rata
  4. Siapkan Daun Pisang, Bagi nasi menjadi 6 sampai 7 bagian. Masing-masing bagian tempatkan dalam daun pisang, tuang beras secukupnya, isi di bagian tengahnya dengan campuran sumsum sapi secukupnya, beri potongan sumsum dan Daun bawang secukupnya.. Lakukan hal yang sama hingga adonan habis.  Bungkus dan semat ujung daun pisang dengan lidi.
  5. Kukus selama 40 - 50 menit. Angkat. Tiriskan
  6. Bakar atau Garang diatas wajan anti lengket sebentar panggang atau bakar nasi bungkus hingga harum.. Sajikan beserta lalapan Timun dan Tomat yang di potong dan sambal.
Sajikan Nasi Bakar Sumsum Pedas untuk 6-7 bungkus

Rabeg Khas Banten



Jika Anda berkunjung ke Banten, tak lengkap rasanya kalau tak mencicipi makanan khas hidangan untuk para sultan Banten. Warga menyebut makanan akulturasi Arab-Banten itu dengan nama Rabeg.
Bahan baku utamanya adalah daging dan jeroan kambing, yang dalam bahasa Jawa dialek Serang atau Jawa Serang disebut wedhus. Rasanya manis pedas seperti semur bercampur tongseng, tetapi kaya rempah-rempah.


Bumbu rempah-rempah yang paling menonjol adalah jahe dan lada, dengan sedikit rasa cabai merah. Maklum, dulu Banten memang dikenal sebagai penghasil lada. Sampai-sampai ada daerah yang dinamai Pamarican, pusat penyimpanan dan jual-beli lada pada masa lalu. Letaknya di sebelah utara kompleks keraton, dekat dengan Bandar Banten.

Rasanya yang pedas bisa mengobati rasa pening setelah berpanas-panas keliling Banten. Jangan khawatir tekanan darah naik karena biasanya warung makan juga menyediakan acaratau lalap mentimun untuk menemani menu rabeg.

Menurut beberapa warga asli Serang, rabeg merupakan hidangan istimewa Istana Banten. Namun, rabeg kini menjadi menu khas masyarakat, terutama Serang dan Cilegon, yang biasanya disajikan pada saat pesta dan acara selamatan, terutama pada selamatan akikah kelahiran anak.


Semur daging umumnya hanya didominasi rasa manis dan gurih bawang saja. Tetapi semur dari propinsi Banten ini rasanya lebih mantap karena dibubuhi banyak rempah. Bumbu yang meresap bikin semur ini jadi makin enak.



Bagi kalian pecinta makanan pedas, menu makanan Banten yang satu ini wajib kalian coba. Ya, rabeg khas Serang. Makanan yang terbuat dari daging dan jeroan kambing ini bisa membuat para penikmatnya bercucuran keringat ketika memakannya. Rasa lada dan rempah-rempah yang sangat mencolok, menambah nikmat makanan rabeg ini

 

Rabeg, menghadirkan perkawinan antara kuah gurih manis dengan segarnya serai dan daun jeruk di tengah citarasa rempah pala, cengkeh dan kayu manis, membalut lezatnya jeroan usus dan hati kambing dengan daging kambing yang empuk sedap disantap. Pas buat lauk spesial Lebaran.

Bahan-bahan

Bahan

  • 200 gram Usus Kambing, dikepang
  • 350 gram Daging Kambing, dipotong kotak
  • 150 gram hati kambing, dipotong kotak
  • 4 cm Jahe, dimemarkan
  • 2 batang Serai, diambil putihnya, dimemarkan
  • 4 lembar Daun Jeruk, dibuang tulangnya
  • 1.000 ml Air untuk merebus
  • 6 butir Bawang Merah, diiris tipis
  • 2 cm Jahe, diiris tipis
  • 1 buah Tomat merah, dipotong-potong
  • 1/2 sendok teh Garam 1/2 sendok teh Lada Putih bubuk
  • 6 butir Cengkeh
  • 4 cm Kayu Manis
  • 1/2 sendok teh Pala bubuk
  • 600 ml Air
  • 3 sendok makan Kecap Manis Bango
  • 1 batang Daun Bawang, dipotong 1/2 cm
  • 1/4 sendok teh Cuka
  • 1 sendok makan Minyak Goreng untuk menumis

 

Cara Membuat

Cara memasak

  • Rebus usus kambing, daging kambing, hati kambing, jahe, serai, daun jeruk di dalam air sampai matang. Angkat dan tiriskan.
  • Panaskan minyak. Tumis bawang merah dan jehe sampai harum. Tambahkan daging kambing, usus kambing, dan hati kambing. Aduk rata.
  • Masukkan tomat, garam, lada putih bubuk, cengkeh, kayu manis, dan pala bubuk. Aduk rata.
  • Tuang air. Masak di atas api kecil sampai meresap. Tambahkan Kecap Manis Bango, daun bawang dan cuka. Aduk rata.
 

TIPS: Anda bisa menandai setiap bahan dan bumbu untuk memudahkan Anda membuat daftar belanjaan atau mengecek apakah semua bahan sudah tersedia di dapur Anda!

Sate Bandeng

Sate Bandeng


Berwisata ke Banten rasanya kurang lengkap bila tidak mencicipi kelezatan sate bandeng, salah satu makanan khas di Banten. Bagi pecinta kuliner, makanan yang satu ini akan memberikan sebuah pengalaman menikmati menu makanan yang berbeda. Selain rasanya yang gurih, makanan ini juga akan memberikan kejutan tersendiri bagi yang baru merasakannya. Karena kita tak akan direpotkan dengan tulang-belulang yang biasanya terdapat pada ikan bandeng.

Makanan ini sudah dimasukkan pemerintah daerah sebagai salah satu menu makanan khas daerah. Dalam beberapa brosur wisata yang dibuat Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan (Disbudpar) Banten dan Disbudpar Serang, sate bandeng dijadikan sebagai menu makanan daerah yang dianggap bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.


Hingga kini masih cukup banyak warga Banten yang menjadikan sate bandeng sebagai salah satu menu makanan sebagai santapan mereka. Bahkan pada perayaan hari besar atau resepsi pernikahan bagi warga Banten, menu makanan ini menjadi semacam menu wajib yang harus tersaji di meja makan.
Tak ada yang mengetahui secara pasti, sejak kapan menu makanan yang satu ini ada. Namun berdasarkan beberapa warga, makanan ini merupakan gagasan dari Sultan Banten yang ingin menyajikan makanan dari ikan bandeng kepada para tamu kerajaan tanpa harus merepotkan tamu dalam memisahkan tulang ikan.





Cukup mudah bagi wisatawan yang hendak menikmati makanan ini. Sejumlah rumah makan di sekitar kawasan wisata Anyer, Cilegon, dan pusat kota Serang banyak yang menyajikan menu makanan ini sebagai andalannya. Bagi wisatawan yang ingin membelinya sebagai oleh-oleh, bisa mendapatkanya di sejumlah warung penyedia oleh-oleh khas Banten, misalnya di sekitar Pasar Buah Kemang, Serang, yang berada di dekat pintu tol timur Serang.

Makanan yang bisa bertahan 3 hingga 4 hari ini sangat cocok sebagai lauk pauk makanan. Untuk lebih menikmatinya, makanan yang satu ini sebaiknya disantap selagi masih hangat.

Bahan
  • 1 ekor bandeng, ukuran sedang
  • 4 sdm minyak untuk menumis

Haluskan
  • 7 butir bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • 4 buah cabai merah kriting
  • 1 ½ sdt ketumbar
  • ½ sdt jintan
  • 2 cm lengkuas
  • 2 cm kunyit

  • 50 gram kelapa sedang, parut, sangrai
  • 1 sdm gula pasir
  • 30 ml air asam jawa
  • 2 butir telur, kocok lepas
  • 100 ml santan kental
  • Daun pisang untuk membungkus
  • Bambu untuk menjepit

Cara Membuat :
  1. bersihkan bandeng, kemudian patahkan tulang ekornya. Tarik keluar tulang punggung bandeng melalui lubang insang. Pukul-pukul badannya supaya daging terlepas dari kulitnya, kemudian keluarkan dagingnya dengan bantuan sendok kecil. Cincang daging bandeng, kemudian sangrai dengan api kecil sampai agak kecil. Sisihkan dan haluskan.
  2. panaskan minyak, tumis bumbu halus sampai harum dan matang. Masukkan ikan sangrai, kelapa sangrai, garam, gula pasir, dan air asam jawa. Aduk rata, angkat, biarkan uapnya menghilang. Masukkan telur dan santan, aduk rata.
  3. masukkan adonan isi melalui lubang insang dengan bantuan piping bag sampai badan ikan penuh. Jepit ikan bandeng dengan bilah bambu, ikat dengan bambu. Tutup badan ikan dengan sisa adonan, kemudian bungkus ikan dengan daun pisang. Panggang di atas bara api, sambil balik-balik sampai matang dan harum. Angkat, sajikan.

Untuk 4 orang

Makanan Khas Banten


Makanan Banten 
Banten bukan hanya terkenal dengan kota industri dan pariwisatanya saja. Tapi provinsi Banten juga terkenal dengan aneka kulinernya yang menggugah selera. Sayang rasanya jika kita banyak mengunjungi pantai di Banten seperti Pantai Anyer, Pantai Carita, Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sawarna, dan pantai-pantai lainnya tapi tidak mencicipi kuliner khas Banten sendiri. Tapi sebelum kita berpetualang mencoba kuliner baru khas banten, tentunya kita harus tahu dulu apa saja sih kuliner khas Banten ini. Ok, kita simak saja yuk bareng-bareng.

Sate Bandeng

Di Serang Banten terkenal sekali dengan makanan yang bernama Sate Bandeng, tapi sate bandeng yang satu ini berbeda dengan yang lain biasanya banyak orang tidak menyukai ikan bandeng karena memiliki banyak tulang jadi orang-orang sulit untuk memakannnya. tapi sate bandeng yang satu ini tidak memiliki tulang dan tidak usah takut untuk memakannya.

Sate Bandeng yang amat popular itu dibuat di rumah-rumah pengrajin di kota Serang.  Sate Bandeng memiliki kelebihan di banding sajian ikan yang lainnya, yang akan mengundang pembeli untuk selalu mendapatkannya jika sedang berkunjung ke serang. Sate bandeng merupakan makanan khas Banten. Berbeda dengan ikan bandeng biasa, daging sate bandeng empuk dan tidak bertulang. Karena kekhasannya, sate bandeng menjadi oleh-oleh dari Banten. 



Rabeg merupakan salah satu bagian dari masakan khas kuliner Kota Serang. Berkembangannya hingga saat ini masih tetap di lestarikan oleh masyarakat setempat. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya para pedagang yang menjual menu masakan ini. Rabeg adalah sejenis masakan yang menghidangkan daging kambing mirip dengan semur betawi tapi lebih berkuah.


Bahan untuk membuat rabeg ini adalah : daging kambing, daun salam, lengkuas, bawang merah, bawang putih, cabe rawit, jahe, jinten, pala bubuk, kayu manis, cuka, kecap manis, gula merah, garam dan minyak goreng.

Dari namanya saja sudah bisa disimpulkan kalau makanan ini berbahan dasar kambing. Rasanya juga sangat enak. tapi mungkin yang perlu diwaspadai hanya tingkat kolesterol yang terkandung dalam kambing. Karena penderita diabetes sangat tidak disarankan untuk makan kambing.


Jika berkunjung ke Serang, Banten, jangan lupa mencicipi nasi sum sum. Nasi bercampur sumsum tulang kerbau ini merupakan makanan khas Banten. Nasi sumsum dimasak dengan cara dibakar sehingga menghasilkan aroma serta cita rasa istimewa yang dapat membangkitkan selera makan. Meski tergolong makanan langka, nasi sumsum masih dijual di beberapa rumah makan di Serang. Satu bungkus nasi sumsum ukurannya hampir tiga kali ukuran otak-otak, tapi lebih kecil daripada lontong yang dibawa penjual lontong tahu.

Bentuk nasi dari teksturnya lebih empuk dan lebih kenyal. Butirannya tidak gandeng seperti ketupat atau lontong, tapi mirip nasi goreng yang terpisah. 



 Ketan bintul terbuat dari beras ketan yang dikukus, setelah nampak matang, lalu di letakan pada sebuah wadah yang sudah disiapkan, dahulu wadah tersebut dari bekas karung beras yang terbuat dari plastik yang tidak ada gambarnya atau merknya karena akan mengotori ketan yang akan ditumbuk ketika gambar itu luntur, diletakan dibawah pada lantai atau semen yang rata sebagai tilam. Ketan yang sudah dipastikan matang tersebut kemudian ditumbuk halus masih dalam keadaan panas dengan sebuah alu kayu yang ujungnya diberi pelapis dari plastik atau alat penumbuk lainnya yang bersih dan tidak mudah luntur.Menumbuknyapun harus dengan tenaga yang besar, disini perlu diperhatikan beras yang sudah menjadi ketan tersebut jangan sampai kehilangan panasnya, agar pada saat menumbuk cepat halus dan empuk.



 Apem adalah kue terbuat dari tepung beras hasil fermentasi. Apem biasanya dimakan disertai dengan pemanis atau Kinca yang terbuat dari gula jawa dan santan. Di daerah Cirebon ada sebuah tradisi yang biasanya dilaksanakan pada Bulan Sapar, tradisi tersebut dikenal dengan Tradisi Saparan.


Seperti diketahui, Kesultanan Banten dulu memiliki hubungan yang erat dengan Kesultanan Cirebon. Sehingga pertukaran budaya sangat mungkin terjalin pada saat itu. Termasuk urusan kuliner, beberapa makanan khas yang terdapat di Banten, beberapa diantaranya memiliki kesamaan dan mirip dengan kuliner yang berada di tatar Cirebon termasuk Kue Apem ini.