Ketan
bintul merupakan makanan yang sudah kesohor di kalangan warga Serang,
Banten dan sekitarnya. Nasi ketannya diolah dengan cara dikukus,
kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Saat akan disajikan, ketan dipotong
persegi, tipis dan berlapis-lapis. Rasa ketannya legit gurih. Tak
cuma nasi ketan polos, namun ketan bintul dilengkapi juga dengan
serundeng (kelapa parut) yang disangrai bersama bumbu-bumbu seperti
parutan lengkuas, irisan bawang merah, bawang putih, gula merah dan daun
salam. Serundengnya ini menebarkan aroma yang wangi, dengan cita rasa
yang gurih manis sedikit pedas. Paduan yang pas.
Di Banten ada tradisi yang sudah
berlangsung sejak 15 Abad yang lalu, suatu kebiasaan yang sangat sulit
untuk dilupakan, karena kebiasaan ini hadir bukan hanya sebagai santapan
pembuka dibulan Ramadhan saja, tetapi sudah menjadi makanan keseharian
bagi masyarakat Banten dari berbagai macam kalangan dan golongan.
Namun Ketan Bintul akan lebih mudah kita jumpai pada
saat bulan Ramadhan disepanjang daerah pinggiran pasar lama Serang,
dijual dengan harga murah.
Karena bagi masyarakat Banten sendiri keberadaan Ketan
Bintul dibulan Ramadhan ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan. "Tanpa Ketan Bintul dibulan Ramadhan ini, terasa tidak
puasa", begitulah adagium yang sudah mengakar di Banten.
Konon menurut cerita dari orang-orang tua terdahulu,
ketan bintul merupakan makanan kegemaran Sultan Maulana Hasanuddin,
seorang pangeran yang menjadi panutan masyarakat kerajaan Banten pada
waktu itu.
Padahal makanan ini diketahui adalah makanan khas rakyat
biasa. Karena seorang Sultan memiliki budi pekerti yang tinggi dan
selalu menjadi contoh ahlak dan prilakunya dimata rakyatnya, maka sejak
rakyat mengetahui seorang Sultan juga menyukai ketan bintul, maka sejak
itulah mulai menjadi budaya, bila seseorang berbuka puasa dengan ketan
bintul maka seakan-akan menghargai dan menghormati Sultan. Dan ada
kebanggaan tersendiri saat menikmatinya.
Padahal kita tahu ketan bintul dilihat dari model, rupa
dan bahan yang sama dengan uli atau gemblong makanan khas lain yang ada
di Banten juga. Bahkan bahan dan cara pembuatannya tidak jauh berbeda
yakni dari beras ketan. Namun masyarakat Banten adalah masyarakat yang
selalu menghargai peninggalan nenek moyangnya, adalah hal yang wajar
bila masih terobsesi pada hikayat lama, disamping itu ketan bintul
mempunyai keunikan yang membedakan dari makanan yang sejenisnya.
Biasanya masyarakat Banten khususnya Serang yang
mempunyai keluarga dan kerabat yang banyak terbiasa membuat sendiri
panganan tersebut, mungkin memanfaatkan beras ketan dari hasil panennya,
tapi yang pasti untuk memberikan suguhan yang khas bagi para tamu dan
keluarga pada saat berbuka puasa.
Ketan bintul terbuat dari beras ketan yang dikukus,
setelah nampak matang, lalu di letakan pada sebuah wadah yang sudah
disiapkan, dahulu wadah tersebut dari bekas karung beras yang terbuat
dari plastik yang tidak ada gambarnya atau merknya karena akan mengotori
ketan yang akan ditumbuk ketika gambar itu luntur, diletakan dibawah
pada lantai atau semen yang rata sebagai tilam. Ketan yang sudah
dipastikan matang tersebut kemudian ditumbuk halus masih dalam keadaan
panas dengan sebuah alu kayu yang ujungnya diberi pelapis dari plastik
atau alat penumbuk lainnya yang bersih dan tidak mudah luntur.
Ketan Bintul, Khas Banten ini ternyata cukup banyak digemari termasuk orang diluar Banten. Jika anda ingin membuatnya sendiri, tidak ada salahnya untuk mencoba :
Ketan Bintul, Khas Banten ini ternyata cukup banyak digemari termasuk orang diluar Banten. Jika anda ingin membuatnya sendiri, tidak ada salahnya untuk mencoba :
Bahan :
- 1 liter beras ketan, rendam selama 2 jam
- 500 ml santan dari 1 butir kelapa
- 5 sendok makan kacang tolo, rendam semalaman
- garam secukupnya
Serundeng :
- 1/2 butir kelapa setengah tua, kupas, parut
- 2 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun salam
- garam, gula pasir secukupnya
Bumbu halus :
- 3 siung bawang putih
- 5 butir bawang merah
- 3 buah cabai merah
- 1 sendok teh ketumbar butiran
Cara membuat :
1. Serundeng : campur kelapa setengah tua dengan bumbu halus, daun
salam, daun jeruk, garam, gula pasir. Sangrai hingga matang dan kering.
Angkat.
2. Didihkan santan, masukkan beras ketan dan kacang tolo. Tambahkan garam, masak hingga menjadi aron. Angkat.
3. Letakkan ketan dalam sebuah loyang/tampah. Ratakan. Potong-potong ketan. Sajikan dengan taburan serundeng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar