Minggu, 31 Agustus 2014

Ketan Bintul Khas Banten



Ketan bintul merupakan makanan yang sudah kesohor di kalangan warga Serang, Banten dan sekitarnya. Nasi ketannya diolah dengan cara dikukus, kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Saat akan disajikan, ketan dipotong persegi, tipis dan berlapis-lapis. Rasa ketannya legit gurih. Tak cuma nasi ketan polos, namun ketan bintul dilengkapi juga dengan serundeng (kelapa parut) yang disangrai bersama bumbu-bumbu seperti parutan lengkuas, irisan bawang merah, bawang putih, gula merah dan daun salam. Serundengnya ini menebarkan aroma yang wangi, dengan cita rasa yang gurih manis sedikit pedas. Paduan yang pas. 

Di Banten ada tradisi yang sudah berlangsung sejak 15 Abad yang lalu, suatu kebiasaan yang sangat sulit untuk dilupakan, karena kebiasaan ini hadir bukan hanya sebagai santapan pembuka dibulan Ramadhan saja, tetapi sudah menjadi makanan keseharian bagi masyarakat Banten dari berbagai macam kalangan dan golongan.

Namun Ketan Bintul akan lebih mudah kita jumpai pada saat bulan Ramadhan disepanjang daerah pinggiran pasar lama Serang, dijual dengan harga murah.
Karena bagi masyarakat Banten sendiri keberadaan Ketan Bintul dibulan Ramadhan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan. "Tanpa Ketan Bintul dibulan Ramadhan ini, terasa tidak puasa", begitulah adagium yang sudah mengakar di Banten.

Konon menurut cerita dari orang-orang tua terdahulu, ketan bintul merupakan makanan kegemaran Sultan Maulana Hasanuddin, seorang pangeran yang menjadi panutan masyarakat kerajaan Banten pada waktu itu.

Padahal makanan ini diketahui adalah makanan khas rakyat biasa. Karena seorang Sultan memiliki budi pekerti yang tinggi dan selalu menjadi contoh ahlak dan prilakunya dimata rakyatnya, maka sejak rakyat mengetahui seorang Sultan juga menyukai ketan bintul, maka sejak itulah mulai menjadi budaya, bila seseorang berbuka puasa dengan ketan bintul maka seakan-akan menghargai dan menghormati Sultan. Dan ada kebanggaan tersendiri saat menikmatinya.

Padahal kita tahu ketan bintul dilihat dari model, rupa dan bahan yang sama dengan uli atau gemblong makanan khas lain yang ada di Banten juga. Bahkan bahan dan cara pembuatannya tidak jauh berbeda yakni dari beras ketan. Namun masyarakat Banten adalah masyarakat yang selalu menghargai peninggalan nenek moyangnya, adalah hal yang wajar bila masih terobsesi pada hikayat lama, disamping itu ketan bintul mempunyai keunikan yang membedakan dari makanan yang sejenisnya.

Biasanya masyarakat Banten khususnya Serang yang mempunyai keluarga dan kerabat yang banyak terbiasa membuat sendiri panganan tersebut, mungkin memanfaatkan beras ketan dari hasil panennya, tapi yang pasti untuk memberikan suguhan yang khas bagi para tamu dan keluarga pada saat berbuka puasa.


Ketan bintul terbuat dari beras ketan yang dikukus, setelah nampak matang, lalu di letakan pada sebuah wadah yang sudah disiapkan, dahulu wadah tersebut dari bekas karung beras yang terbuat dari plastik yang tidak ada gambarnya atau merknya karena akan mengotori ketan yang akan ditumbuk ketika gambar itu luntur, diletakan dibawah pada lantai atau semen yang rata sebagai tilam. Ketan yang sudah dipastikan matang tersebut kemudian ditumbuk halus masih dalam keadaan panas dengan sebuah alu kayu yang ujungnya diberi pelapis dari plastik atau alat penumbuk lainnya yang bersih dan tidak mudah luntur.

Ketan Bintul, Khas Banten ini ternyata cukup banyak digemari termasuk orang diluar Banten. Jika anda ingin membuatnya sendiri, tidak ada salahnya untuk mencoba :

Bahan :
- 1 liter beras ketan, rendam selama 2 jam
- 500 ml santan dari 1 butir kelapa
- 5 sendok makan kacang tolo, rendam semalaman
- garam secukupnya



Serundeng :
- 1/2 butir kelapa setengah tua, kupas, parut
- 2 lembar daun jeruk
- 2 lembar daun salam
- garam, gula pasir secukupnya



Bumbu halus :
- 3 siung bawang putih
- 5 butir bawang merah
- 3 buah cabai merah
- 1 sendok teh ketumbar butiran



Cara membuat :
1. Serundeng : campur kelapa setengah tua dengan bumbu halus, daun salam, daun jeruk, garam, gula pasir. Sangrai hingga matang dan kering. Angkat.
2. Didihkan santan, masukkan beras ketan dan kacang tolo. Tambahkan garam, masak hingga menjadi aron. Angkat.
3. Letakkan ketan dalam sebuah loyang/tampah. Ratakan. Potong-potong ketan. Sajikan dengan taburan serundeng.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar